PERMAINAN TRADISIONAL YANG TAK POPULER LAGI
... sudah sulit untuk menemukan anak-anak memainkan berbagai permainan tradisional tersebut. Permainan (dolanan) tradisonal sudah semakin tergeser oleh berbagai permainan modern yang serba canggih dan lebih menantang. Anak-anak kita....
Oleh: Irwan P. Ratu Bangsawan
Mungkin kita masih ingat ketika masih kanak-kanak,
kita sering bermain pantak lele, enggrang, mobil-mobilan, atau
perahu-perahuan yang terbuat dari kayu pulai. Penulis sendiri pernah merasakan
betapa nikmatnya memainkan berbagai permainan tersebut. Ketika masih
kanak-kanak, saat sore hari seusai sekolah, kami sering memainkan permainan
tradisional, seperti pantak lele, di halaman sekolah penulis di
Sembawa. Hari-hari nampaknya selalu dipenuhi dengan keceriaan.
Saat ini, sudah sulit untuk menemukan anak-anak
memainkan berbagai permainan tradisional tersebut. Permainan (dolanan)
tradisonal sudah semakin tergeser oleh berbagai permainan modern yang serba
canggih dan lebih menantang. Anak-anak kita sudah sangat akrab dengan PS3 atau
berbagai game online. Anak-anak tidak lagi bertemu di halaman sekolah
atau tanah lapang lainnya, melainkan di persewaan PS3 atau di warung internet
(warnet).

Bersosialisasi Melalui Permainan
Saat ini, sudah terlalu sering kita mendengar
banyak orangtua yang mengeluhkan bahwa anak mereka lebih sering menghabiskan
waktu mereka dengan bermain games. Anak-anak mereka cenderung kurang
bersosialisasi dengan teman sebaya mereka. Hal ini berbeda jika mereka bermain
permainan tradisional. Dalam permainan ini, selain anak-anak menjadi lebih guyub,
juga bisa menjadi sangat sehat karena banyak bergerak sehingga bisa
sekaligus berolahraga.
Menurut Made Taro, yang merupakan salah satu
seniman Bali, permainan modern tidak bisa dipungkiri kehadirannya. Menurutnya,
permainan tradisional memiliki beberapa kelebihan. Permainan tradisional itu
bersifat kolektif. Dengan kata lain, permainan tradisional itu harus dimainkan
oleh banyak orang. Tentunya hal ini akan mendidik anak-anak untuk bergaul,
bersosialisasi dengan teman sebayanya, dan mencari teman bahkan melatih anak
untuk berdemokrasi.
Keunggulan yang kedua adalah proses di mana dalam
permainan tradisional menonjolkan proses permainannya. Mulai dari proses
mencari teman-teman yang diajak untuk bermain, berdemokrasi memilih permainan
hingga membuat aturan permainan.
Keunggulan yang ketiga adalah permainan tradisional
tidak pernah berhubungan dengan barang jadi. Permainan tradisional biasanya
dibuat langsung oleh para pemainnya. Dengan keterbatasan media tersebut, para
pelaku permainan akan berpikir lebih kreatif dalam menciptakan alat-alat
permainan. Selain itu, permainan tradisional tidak memiliki aturan secara
tertulis. Biasanya, aturan yang berlaku, selain yang sudah umum digunakan,
ditambah dengan aturan yang disesuaikan dengan kesepakatan para pemain. Di sini
juga terlihat bahwa para pemain dituntut untuk kreatif menciptakan
aturan-aturan yang sesuai dengan keadaan mereka.
Sedangkan PS, masih menurut Made Taro, kurang
mengasah kreativitas anak-anak karena mereka bermain diatur oleh program,
kemudian dapat menimbulkan kecanduan bagi para pemainnya. Bila anak-anak
kecanduan games maka anak tersebut akan terus menerus meminta uang kepada orang
tuanya hanya untuk bermain games. Bagi kalangan menengah ke bawah, hal ini
menjadi masalah besar merupakan pemborosan dalam keuangan keluarga.
Senada dengan hal tersebut, Made Merta menambahkan
permainan tradisional lebih kreatif karena menyangkut semua gerakan fisik.
Selain itu, permainan tradisional juga menekankan pada kebersamaan, sportivitas
dan solidaritas yang terjalin antarpemain. Hal ini berbeda dengan game modern
yang mengacu pada sifat individual dan jauh dari rasa kebersamaan.
Melestarikan Permainan Tradisional
Tak populernya permainan tradisional menyisakan
kekhawatiran tentang kelangsungan permainan tersebut. Bahkan bisa dikatakan
permainan tradisional akan memasuki masa kepunahannya. Sebagai sebuah tradisi
yang diwariskan turun temurun, permainan tradisional pada saat ini telah
dikalahkan oleh perkembangan teknologi. Harus kita akui bahwa pada saat ini,
sulit sekali menemukan permainan tradisional. Bahkan mungkin sebentar lagi
permainan tradisional tinggal nama belaka.
Untuk itu upaya-upaya untuk melestarikan permainan
tradisional harus segera dilakukan. Berbagai pihak, seperti orangtua, guru,
sekolah, bahkan Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata, Seni Budaya, Pemuda dan
Olahraga harus mulai mengenalkan kembali
berbagai permainan tradisional kepada anak-anak. Orangtua sudah harus
menyediakan waktu untuk berinteraksi dengan anak-anaknya. Terutama untuk
pengenalan permainan tradisional ini. Sementara tugas pemerintah lebih
ditekankan pada pemberdayaan kembali para guru, terutama guru TK dan SD, untuk
meningkatkan pengetahuan mereka tentang permainan tradisional sehingga nantinya
pengetahuan ini dapat disalurkan kepada murid-murid ☼
Komentar
Posting Komentar