TARI SEDULANG SETUDUNG



KABUPATEN Banyuasin pada mulanya merupakan bagian dari Kabupaten Musi Banyuasin yang memiliki Tari Persembahan Setabik. Sejak menjadi Kabupaten Banyuasin, para pemangku adat Kabupaten Banyuasin mendatangi Raden Gunawan,
seorang seniman yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Dinas Pariwisata, Seni, Budaya, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banyuasin.
Para pemangku adat Banyuasin meminta Raden Gunawan untuk menciptakan tarian persembahan khas Banyuasin sebagaimana daerah lain yang telah memiliki tarian khas daerahnya. Dalam satu minggu terciptalah Tarian Persembahann Kabupaten Banyuasin dengan nama Tari Sedulang Setudung. Gerakan tari ini diambil dari filosofi gerakan kegiatan petani, nelayan dan kegiatan masyarakat yang ada di setiap kecamatan di Banyuasin seperti gerakan petani karet, petani sawit dan nelayan menarik pancing atau menjulurkan jala menangkap ikan. Dari sanalah filosofi utama gerakan tari Sambut Sedulang Setudung diambil. Tari Sedulang Setudung tampil perdana pada acara HUT Pertama Banyuasin, dibawakan oleh lima penari dan empat pengiring lagu, yang dihadiri Bupati Banyuasin pertama, Ir. H. Amiruddin Inoed. Padahal sesungguhnya pelaku penarinya seharusnya sepuluh orang yang terdiri dari tujuh penari putri diantaranya membawa tepak berisi kapur sirih dan tiga penari putra sebagai pengawal membawa payung dan tombak serta ada pula personil pengiring lagunya.
Tari ini selalu ditampilkan pada acara-acara resmi penyambutan tamu kehormatan yang datang ke Banyuasin dengan suguhan Tepak yang ditutup Tudung yang berisi sekapur sirih simbol menghormati tamu. Tarian ini sudah disosialisasikan sejak tahun 2010 di seluruh kecamatan di Banyuasin dan sudah dikenal kalangan masyarakat dan para pelajar di Banyuasin dan Provinsi Sumatera Selatan, bahkan pernah ditampilkan di Malaysia dan Singapura. Kostum pakaian Sedulang Setudung menggunakan baju kurung, kain songket, angkinan, teratai dan gelang. Warna baju dan songketnya menonjolkan warna orange sesuai dengan warna favorit kabupaten Banyuasin.
Durasi tarian Sedulang Setudung yang ditampilkan untuk menyambut tamu mencapai tujuh menit, namun jika ditampilkan dalam acara perayaan pernikahan biasanya paling lama lima menit (***)

 Tulisan ini telah dimuat dalam buku Sejarah, Khasanah Budaya, dan Profil Potensi Kabupaten Banyuasin. (Penulis: Ajmal Rokian, dkk) diterbitkan oleh Dinas Pariwisata, Seni Budaya, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banyuasin (2014)

Komentar

Postingan Populer